Analisis Perbandingan Biaya dan waktu Pelaksanaan Perancah Kayu (konvensional) dan Perancah Besi (scaffolding)
Abstract
Perancah adalah konstruksi yang memikul atau menerima beban dan memberi kekuatan serta kesetabilan pada bekisting. Dimana perancah memegang peranan penting agar beton tidak terjadi lendutan. Berdasarkan sifatnya, perancah terbagi menjadi dua, yaitu perancah bersifat fabrikasi seperti perancah scaffolding dan perancah bersifat konvensional seperti perancah kayu. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui berapa besar perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan perancah kayu (konvensional) dengan perancah besi (scaffolding). Metode yang digunakan untuk menghitung biaya dan waktu pada pekerjaan perancah kayu (konvensional) dengan perancah besi (scaffolding) adalah analisa harga satuan pekerjaan (AHSP)2022. Lokasi dan tempat pengambilan data untuk kebutuhan penelitian ini dilakukan di Gedung Promosi dan Museum Tapanuli Selatan, dengan data yang dikumpulkan berupa gambar kerja, daftar upah kerja, dan daftar harga bahan. Dari hasil analisa data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan perancah kayu (konvensional) adalah Rp. 302.185.516,00 sedangkan biaya untuk perancah besi (scaffolding) sebesar Rp. 166.814.308,00. Selisih biaya dari perancah kayu (konvensional) dan perancah besi (scaffolding) yaitu sebesar Rp. 135.371.208,00. Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan perancah kayu (konvensional) dibutuhkan selama 49 hari, sedangkan waktu pelaksanaan perancah besi (scaffolding) selama 10 hari dengan jumlah tukang antara keduanya sama sebanyak 10 orang. Dan selisih waktu pelaksanaan antara perancah kayu (konvensional) dengan perancah besi (scaffolding) yaitu sebesar 39 hari, dimana waktu pekerjaan perancah kayu (konvensional) dan perancah besi (scaffolding) dihitung dengan menggunakan AHSP koefisien eaktu pekerjaan per m3 dengan satuan OH.
Kata kunci: Perancah, kayu, besi, biaya, waktu
References
Ervianto, W. I. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi.
Finda. (2011). “Pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB)”. Diakses pada tanggal 11 Maret 2023, http://dspace.uii.ac.id
Frick, H., & Pujo, L. S. (2007). Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan. Seri Konstruksi Arsitektur 4. Yogyakarta: Kanisius.
Hendra S. Raharja Putra. (2009). Manajemen Keuangan dan Akutansi untuk Eksekutif Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hunta, Y. R. (2015). Efisiensi Penggunaan Perancah Besi dan Perancah Bambu pada Pembangunan Gedung SKPD 1 Tipe A. Universitas Negeri Gorontalo.
Ibrahim, H. Bachtiar. (1993). Rencana Dan Estimate Real Of Cost. Cetakan ke-2. Jakarta : Bumi Aksara.
Nasrul. (2013). Studi Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton Dengan Metode BOW, SNI, Dan Lapangan Pada Proyek Irigasi Batang Anai II. Jurnal Momentum. Vol. 15 No.2. Institut Teknologi Padang, Padang.
Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER/01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
Priyo, M., & Hermawan T. D. (2010). Aplikasi Value Engineering pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung BPKP Yogyakarta), 13(2), 116-129.
Rafik, A., & Cahyani, R. F. (2018). Analisis Perbandingan Biaya Penggunaan Perancah Kayu Galam dan Perancah Besi (Scaffolding). Jurnal Gradasi Teknik Sipil, Volume 2, No. 1.
Sastraatmadja, A. Soedradjat. (1984). Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung: Nova.