Analisa Perbandingan Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Pelat Lantai Konvensional Dengan Pelat Lantai Pracetak Pada Gedung Berlantai Tiga
Abstract
Dalam proyek konstruksi, pemilihan metode dalam pelaksanaannya sangatlah penting untuk memastikan pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan, baik itu biaya maupun waktu yang dibutuhkan. Salah satu metode konstruksi yang dikembangkan agar menghasilkan efisiensi waktu dalam pekerjaan konstruksi adalah sistem struktur beton pracetak. Beton pracetak banyak digunakan sebagai alternatif pengganti sistem beton konvensional. Sistem ini merupakan terobosan yang sangat baik dibidang konstruksi karena pada sistem ini banyak memberikan keuntungan dalam mempercepat proses pekerjaan, penghematan tenaga kerja serta penghematan penggunaan material bekisting dan perancah. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pelat lantai konvensional dengan pelat lantai pracetak. Metode yang digunakan untuk menghitung perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pelat lantai konvensional dengan pelat lantai pracetak adalah analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) 2016. Dari hasil analisa data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan pelat beton konvensional sebesar Rp.177.050.304,59 sedangkan pelat lantai pracetak sebesar Rp.118.204.334,52 sehingga diperoleh selisih baiaya sebesar Rp.58.845.970,07. Waktu pelaksanaan pelat lantai konvensional selama 24 hari sedangkan pelat lantai pracetak 3 hari kerja sehingga diperoleh selisih waktu pelaksanaan selama 21 hari kerja waktu pekerjaan kayu dihitung dengan menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
References
AHSP, 2016, Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Bidang Pekerjaan Umum, Jakarta.
Ervianto, W., 2006, Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi I, Erlangga, Yogjakarta.
Ervianto, W., 2006, Eksplorasi Teknologi Dalam Proyek Konstruksi, Andi, Yogjakarta.
HSPK, 2021, Harga Satuan Pokok Kegiatan, Dinas Pekerjaan Umum, Kota Padngsidimpuan.
Iman, Soeharto. 1995, Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional), Edisi 2, Erlangga, Jakarta.
Kusuma, G., 1993, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta.
Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
PBBI, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
PPURG, 1987, Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Risdiyanti, A. dan Siswoyo, 2018, Analisa Perbandingan Biaya Dan Waktu Antara Metode Konvensional Dan Pracetak, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi 6 (2), Jawa Timur.
Sekaryadi, Y. dan Hermawan, A., 2020, Evaluasi Pelat Lantai Beton Pracetak (Precast) Ke Pelat Lantai Beton Konvensional Pada Gedung Rusunawa Sukabumi, Jurnal Momen 03 (01), Jawa Barat.
SNI, 1991, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung/SK SNI T-15-1991-03, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.